Langsung ke konten utama

Di Balik Kisah Tangan dan Telinga


Oleh : Ence Surahman, S.Pd
Seri Inspirasi Spesial Lebaran
Sahabat yang baik hati, penyabar dan pantang mengeluh. Kali ini mari kita belajar dari kisah tangan dan telinga yang kita punya masing-masing. Insya Allah semua manusia yang terlahir dengan normal pasti memiliki kedua alat indra tersebut. Bahkan bukan hanya manusia, binatang juga memilikinya.
Rupanya Allah yang maha kuasa sengaja menciptakan kedua alat tersebut dengan maksud yang amat luarbiasa mulia. Bayangkan saja kalau salah satu dari keduanya tidak ada, maka tentu akan sangat  memberatkan makhlukNya. Dan ternyata kedua alat indra tersebut memiliki kegunaan tersendiri yang tidak saling tumpang tindih semuanya ada pada tugasnya masing-masing. Insya Allah belum ada telinga yang bisa menyetir kendaraan atau tangan yang bisa mendengar bukan? Itulah kuasa Allah untuk kita syukuri.
Pada artikel ini kita akan belajar dari kedua alat tersebut yakni tangan dan telinga. Mari kita belajar bersama-sama.
Tangan Allah ciptakan dalam wujud yang fleksibel atau tidak kaku berbeda dengan kedua telinga. Bahkan untuk menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik, Allah menciptakan jari-jari tangan dibagian ujungnya. Mungkin kita bertanya mengapa Allah tidak menempatkan jari-jari itu di bagian sikut? Subhanallah Allah begitu tahu apa yang kita tidak ketahui.
Kedua tangan memberikan pelajaran tersendiri kepada kita yakni nilai-nilai ukhuwah, nilai persaudaraan dan nilai kebersamaan atau nilai berjama’ah. Kedua tangan akan menghasilkan pekerjaan yang jauh lebih besar manakala ia melakukannya bersama-sama dan memang ia selalu melakukannya secara bersama. Apabila tangan yang satu terlalu cape, maka ia akan membantunya. Bahkan ketika kita mengiris bawang misalnya,ada tangan yang berfungsi memegang bawangnya, ada yang berfungsi memegang pisaunya. Keduanya bekerja dengan sangat kompak.
Walapun keduanya kadang melakukan hal yang berbeda, misalnya tangan kanan untuk makan, minum, sementara tangan kiri untuk membersihkan kotoran dan yang sejenisnya, namun mereka tidak pernah saling ejek atau saling lecehkan. Keduanya saling membantu, saling menghargai, saling menghormarti peran masing-masing.
Seharusnya demikian kita hidup bermasyarakat. Mungkin ada diantara kita yang punya kedudukan yang tinggi, memiliki titipan rizki yang banyak, maka semestinya yang kaya membantu yang belum kaya yang berilmu membantu yang belum berilmu, yang kuat membantu yang lemah, bukan saling merendahkan, saling mengejek, saling melecehkan.
Kita terlahir sama sebagai makhluk Allah swt. Masing-masing kita punya peran dan keutamaan yang berbeda. Maka tugas kita adalah hidup rukun bersama, saling mengayomi, saling menghagai, saling menghormati sebagaimana pelajaran dari kedua tangan kita. 
Berbeda dengan pelajaran yang dicontohkan oleh kedua telinga kita. Walaupun ia berjarak tidak sejauh kedua tangan yang sering bertemu. Telinga yang satu dengan yang lainnya yang mungkin jaraknya tidak lebih dari 30 centi saja mereka tidak pernah duduk bersama, tidak pernah saling membantu peran secara langsung. Hal ini menunjukan kepada kita janganlah bersikap demikian. Dengan tetangga satu komplek tidak pernah tahu, tidak pernah dekat, tidak pernah peduli.
Dengan sesama rekan kerja dikantor tidak pernah saling sapa, tidak pernah saling tanya kabar dan yang sejenisnya. Melainkan mari kita hidup dengan mengambil pelajaran dari kedua tangan yang senantiasa seiya sekata dengan peran dan fungsinya masing-masing namun ia tetap kompak, tetap solid dan tidak pernah saling merendahkan melainkan saling menguatkan satu sama lain. Subhanallah. Semoga bermanfaat.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANYA JAWAB TENTANG KURIKULUM

Ence Surahman (0800201) Mhs. Konsentrasi Pendidikan Guru TIK Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung 1. Dari penelusuran saudara mengenai pengertian kurikulum dari berbagai sumber, jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat: a. Jelaskan dimensi-dimensi pengertian kurikulum yang saudara ketahui! Dalam buku Kurikulum dan Pembelajaran yang disusun oleh tim dosen MKDU Kurikulum Pembelajaran, dan juga dari berbagai artikel-artikel di internet yang membahas tentang dimensi-dimensi kurikulum, dapat saya tuliskan sebagaimana berikut ini: 1. Dimensi kurikulum sebagai suatu gagasan (Ide), mengandung makna bahwa kurikulum adalah sekumpulan ide yang akan dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum selanjutnya 1, saya tambahkan bahwa yang dimaksud kurikulum sebagi ide itu adalah dalam termuat maksud bahwa kurikulum berdasarkan hasil penelitian, analisis, pengamatan dan pengalaman sebagai sumber gagasan dan pemiki

Tanya Jawab Seputar Inovasi Pendidikan

By: Ence Surahman 1. Jelaskan pengertian; Invensi, diskoveri dan inovasi dengan contohnya masing-masing! Jawab: Invensi adalah suatu penemuan yang benar-benar baru hasil kreasi manusia. Contohnya penemuan dalam bidang pendidikan, meliputi teori-teori belajar, atau penemuan hasil ilmu pengetahuan dan teknologi. Misalnya komputer dalam membantu memudahkan aktivitas manusia. Diskoveri adalah suatu penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, hanya belum diketahui orang. Contohnya penemuan benua, pada dasarnya benuanya sudah ada, hanya baru ditemukan oleh seseorang dan baru dipublikasikan. Atau penemuan palung laut yang terdalam, sebelumnya palung itu sudah ada. Namun karena belum ditemukan jadinya belum diketahui khalayak dan setelah ditemukan barulah bisa diketahui oleh orang banyak. Inovasi adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat),

SOAL DAN JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

DIJAWAB OLEH: ENCE SURAHMAN (0800201) MAHASISWA SEMESTER IV KONSENTRASI PENDIDIKAN GURU TIK  PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN TAHUN AKADEMIK 2010   SOAL DAN JAWABAN.  1. Proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dapat mendorong dan membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan secara berpikir ilmiah serta menanamkan tugas saudara, Jelaskan model pembelajaran apa ( dapat lebih dari satu) yang dapat membentuk kemampuan siswa tersebut, dikaji dari) 1. Konsep, 2, karakteristik dan filsafatnya 4, tingkat (usia) berapa tahun sebaiknya siswa menguasi kemampuan tersebut Jawaban: Model-model pembelajaran yang dapat melatih kemampuan berpikir ilmiah siswa. a. Model pembelajaran berbasis masalah (PBM)/ (Learning Basic Problem Model) Pembelajaran berbasis masalah adalah pola pembelajaran individu yang menuntut individu itu untuk mengembangkan kemampuan dirinya dalam menggunakan intelegensinya untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan dan konste