Langsung ke konten utama

Konsep Diagnostik

BAB II
PEMBAHASAN KONSEP DIAGNOSTIK
2.1 Definisi Konsep Diagnostik
Untuk memahami Konsep Diagnostik secara utuh, maka kita harus memulainya dengan memahami definisi konsep dan definisi diagnositik, baik secara bahasa ataupun istilah. Dibawah ini kami paparkan terkait dengan kedua hal tersebut.
Definisi Konsep
Konsep berasal dari kata Concept (Bhs. Inggris), yang artinya paham atau rencana. Sementara definisi konsep menurut istilah adalah rancangan abtraksi terhadap sesuatu, atau pemahaman umum yang abstrak mengenai sesuatu. Itu yang disebut dengan konsep.
Definisi diagnostik
Diagnostik secara bahasa, dalam kamus bahasa Inggris diagnostik itu dapat diartikan yang mendasarkan diagnose. Barang kali kita akrab dengan kata tersebut terutama dalam dunia media atau kesehatan. Seperti misalnya menurut hasil diagnostik dokter, penyakit yang diderita oleh pasien A adalah ini-ini.
Diagnostik menurut istilah adalah proses yang dilakukan oleh seseorang dalam mengamati sesuatu hal yang mendasari adanya atau terjadinya sesuatu hal. Artinya diagnostik itu adalah proses. Dilakukan dalam rangka mengamati, menganalisis, lalu mengidentifikasi, mengolah data, lantas menyimpulkan apa yang menyebabkan hal ini terjadi.
Adapun menurut Thorndike dan heagen (1955: 530-532) diagnostik dapat diartikan sebagai:
1. upaya untuk proses menemukan kelemahan atau penyakit (weakness, disease) apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai gejala-gejalanya (symptons)
2. studi yang seksama terhadap fakta tentang sesuatu hal untuk menemukan karakteristik atau kesalahan dan sebagainya yang esensial
3. keputusan yang dicapai setelah dialkukan suatu studi yang seksama atas gejala-gejala atau fakta tentang sesuatu hal
Diagnostik bukan hanya sekedar mengidentifikasi jenis dan karakteristiknya, seta latar belakang dari suatu kelemahan atau penyakit tertentu, melainkan juga mengimplikasikan suatu upaya untuk meramalkan (predicting) kemungkinan dan menyarankan tindakan pemecahannya (Abin Syamsudin).
2.2 Sejarah Dan Perkembangan Konsep Diagnostik
Konsep diagnostik pada mulanya muncul dalam bidang medis (kesehatan). Diagnostik dilakukan oleh ahli medis terhadapa penyakit yang diderita oleh para pasienya. Diagnostik dilakukan untuk mencari dan menganailisa serta medapatkan hipotesa (dugaaan sementara) terkait dengan penyakit yang dialami oleh para pasiennya.
Sejalan dengan kemajuan jaman dan munculnya istilah Bimbingan, konseling, maka istilah ini digunakan oleh para pembimbing ataupun konselor dalam rangka membatu proses bimbingan bagi peserat bimbingannya yang juga biasa disebut pasien.
Sebagaimana kita kethaui bahwa penggunaan istilah diagnostik dalam dunia medis sudah sangat lama, yaitu ditemukannya praktek medis, adaapun penggunaan intilah diagnostik ini dalam proses bimbingan konseling muncul bersamaan dengan munculnya proses bimbingan dan konseling.
Konsep diagnostik dalam bimbingan
Berbicara tentang diagnostik dalam bimbingan, maka hal itu jelas bagi kita, bahwa dalam proses bimbingan konseling istilah diagnostik ini buka istilah yang asing aklgi, bahkan menjadi sebuah keharusan untukada, karena meruapakan bagain dari proses konselingnya.
Diagnostik kesulitan belajar
Diagnostic kesulitan belajar sebagai suatu proses upaya untuk memahami jenis dan karakteristik serta latar belakang kesulitan-kesulitan belajr dengan menghimpun dan mempergunakan berbagai data/informasi selengkap dan seobjektif mungkin sehingga memungkinkan untuk mengambil kesimpulan dan keputusan serta mencari alternative kemugkinan pemecahannya. (Abin Syamsudin)
2.3 Tujuan Konsep Diagnostik
Dalam dunia kedokteran diagnostik dilakukan untuk menemukan hipotesa dari gejala-gejala yang teramati, begitupun diagnostik dalam konseling maka konsep diagnostik ini diakukan bertujuan untuk membuat hipotesa sementara yang dialami oleh klien.
Selain itu tujuan dari diagnostik itu diantaranya:
1. Memperoleh hipotesa-hipotesa terkait dengan permasalahan-permasalahan klien,
2. Mempermudah konselor dalam memberikan konselingnya
3. Agar tepat dan tidak salah, maksudnya konselor akan melakukan proses konselignnya seusai dengan hipotesa dari kliennya
2.4 Kegunaan Diagnostik
Kegunaan dari diagnostik searah dengan tujuannya, diagnostik dilakukan akan berguna dalam:
1. Sebagai pijakan untuk porses konseling
2. Menentukan dan mengabil keputusan oleh konselor kepada klien
2.5 Prosedur atau Langkah-Langkah Proses Diagnotik Kesulitan Belajar Siswa
Ketika kita akan mendiagnosa pasien, dalam hal ini coaba kita ambil satu conth saja, misalnya dalam kasus kesulitan belajar siswa, maka ada langkah-langkah yang ahrus kita tepuh agar kemudian kita bisa melakukan proses bimbingan belajar kepada siswa dengan baik, kembali kmi ingatka bahwa proses diagnostic ini salah satu tujuannya untuk memperoleh informasi sebaganyak0-s\banyaknya terkait dengan kseulitan belaja yang dihadapi oleh siswa.
Dibawah ini kami akan mencoba untuk menginformasikan 2 bentuk prosedur menurut para ahli. Diantaranya:
1. Teori dari Ross dan Stanley (1956:332-341)
Teori diatas menggariskan tentang taapan-tahapan diagnostic (the level of diagnostic) itu sebagai berikut (dimulai dari level tertinggi):
5. How can errors be prevented? (bagaimana kelemahan itu dapat dicegah?)
4. Whatremedies are suggested? (penyembuhan-penyembuhan apakah yang disarankan?)
3. Why the errors occur? (mengapa kelemahan-kelemahan itu terjadi?)
2. Where the errors located? (dimanakah kelemahan-kelemahan itu dapat dilokalisasikan?)
1. Who are the pupils having trouble? (siapa saja siswa yang mengalami gangguan?)

Dari skema diatas tampak bahwa keempat langkah yang pertama merupakan usaha perbaikan (corrective diagnostic) atau penyembuhan (curative). Sedangkan langkahyang kelima merupakan usaha pencegahan (preventive)
2. Teori Burton (1952:640-652)
Teori ini agak berbeda denagn yang di buat oleh Ross dan Stanley. Pada teori ini didasarkan pada teknik dn instrument yang digunakan dalam pelaksanaannya, yaitu sebagai berikut:
1. General diagnosis
Pada tahap ini lazim dipergunakan tes baku, seperti yang dipergunakan untuk evaluasi dan pengukuran psikologis dan hasil belajar. Sasarannya, untuk menemukan siapakah siswa yangdiduga mengalami kelemahan tertentu.
2. Analisis diagnosisi
Tahap ini untuik mencari dimanakah letak kelemahan tersebut
3. Psychological diagnosis
Sementara untuk tahap yang ketiga ini berbicara tentang teknik dan pendekatandan instrumen yang digunakan antara lain:
a. Observasi (observation)
b. Analisis karya tulis (analisys of written work)
c. Analisis proses dan respon lisan (analysis of oral responses and accounts of procedures)
d. Analisisi berbagai catatn objektif (analisis of objective record of various types)
e. Wawancara (interviews)
f. Pendekatan laboratories dan klinis (laboratory and clinical metode)
g. Studi kasus (case studies)
Adapaun sasaran dari langkah-langkah ini pada dasarnya untuk memahami karakteristik dan factor-faktor yang menyebabakan terjadinya kesulian
Selanjutnya kita akan menguraikan operasional proses diagnostic dari teori abin syamsudin sebagaiman berikut ini:
1. Identifikasi kasus
Pada tahap ini seorang guide ataupun konselor, dalam hal ini, juga bisa guru, melakukan penandaan terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Laternatif yang bisa digunakan untuk melihat prestasi siswa yang bersangkutan bisa dengan instrmen berikut:
a. Penggunaan catatan waktu belajar efektif
b. Penggunaan catan kehadiran (presesnsi) dan ketidakhadiran (absensi)
c. Penggunaan catatan atau bagan partisipasi dalam proses belajar
d. Pengginaan catatan dan bagan sosiometrik
2. Identifiaksi masalah
Selanjutnya guru bisa menandai dan melokalisasi letaknya kesulitan yang dialami siswa.
Bisa berupa pertanyaan-pertanyaan yang dimunculkan sebagaicontoh:
a. Pada matapelajaran manakaha kesulitan itu terjadi?
b. Pada kawasan tujuan belajan manahakah kesulitan itu terjadi?
c. Pada bagian ruang lingkup bahan yang manakah kesulitan itu terjadi?
d. Dalam segi-segi proses belajar ya manakah kesulitan itu terjadi?
3. Identifikasi factor penyebab kesulitan
Kemudian menandia jenis dan karakteristik kesulitan dengan factor penyebabnya.
4. Prognosis
Proses selanjutnya mengambil kesimpulan dan keputusan serta meramalkan kemungkina penyembuhan.
Kita bisa mengklasifikasikan dari 2 contoh kasus dengan pendekatan yang berbeda, diantaranya:
1. Kasus kelompok
a. Kesimpulan
Meliputi:
Kasus dan permasalahannya
Sumber dab factor penyebabnya
b. Perkiraan dan saran kemungkinan cara pemecahannya, meliputi:
Kemungkinan dapat tidaknya kesulitan itu diatas
Memperhatikan alternative kesimpulan
Mengidentifikasi berbagai permasalahanya
2. Kasus individu
a. Kesimpulan
Meliputi:
Kasus dan permasalahannya
Sumber dab factor penyebabnya
b. Perkiraan dan saran kemungkinan cara pemecahannya, meliputi:
Kemungkinan dapat tidaknya kesulitan itu diatas
Memperhatikan alternative kesimpulan
Mengidentifikasi berbagai permasalahanya
5. Rekomendasi/referral
Yang terakhir membuat saran pemecahannya. Inilah tahap yang sangat menentukan. Apakah bimbingan yang kita berikan itu sudah cukup atau belum, apakah telah seuai dengan kebutuahn siswa dsb.

Komentar

Posting Komentar

You can give whatever messages for me,,

Postingan populer dari blog ini

TANYA JAWAB TENTANG KURIKULUM

Ence Surahman (0800201) Mhs. Konsentrasi Pendidikan Guru TIK Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung 1. Dari penelusuran saudara mengenai pengertian kurikulum dari berbagai sumber, jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat: a. Jelaskan dimensi-dimensi pengertian kurikulum yang saudara ketahui! Dalam buku Kurikulum dan Pembelajaran yang disusun oleh tim dosen MKDU Kurikulum Pembelajaran, dan juga dari berbagai artikel-artikel di internet yang membahas tentang dimensi-dimensi kurikulum, dapat saya tuliskan sebagaimana berikut ini: 1. Dimensi kurikulum sebagai suatu gagasan (Ide), mengandung makna bahwa kurikulum adalah sekumpulan ide yang akan dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum selanjutnya 1, saya tambahkan bahwa yang dimaksud kurikulum sebagi ide itu adalah dalam termuat maksud bahwa kurikulum berdasarkan hasil penelitian, analisis, pengamatan dan pengalaman sebagai sumber gagasan dan pemiki

Tanya Jawab Seputar Inovasi Pendidikan

By: Ence Surahman 1. Jelaskan pengertian; Invensi, diskoveri dan inovasi dengan contohnya masing-masing! Jawab: Invensi adalah suatu penemuan yang benar-benar baru hasil kreasi manusia. Contohnya penemuan dalam bidang pendidikan, meliputi teori-teori belajar, atau penemuan hasil ilmu pengetahuan dan teknologi. Misalnya komputer dalam membantu memudahkan aktivitas manusia. Diskoveri adalah suatu penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, hanya belum diketahui orang. Contohnya penemuan benua, pada dasarnya benuanya sudah ada, hanya baru ditemukan oleh seseorang dan baru dipublikasikan. Atau penemuan palung laut yang terdalam, sebelumnya palung itu sudah ada. Namun karena belum ditemukan jadinya belum diketahui khalayak dan setelah ditemukan barulah bisa diketahui oleh orang banyak. Inovasi adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat),

SOAL DAN JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

DIJAWAB OLEH: ENCE SURAHMAN (0800201) MAHASISWA SEMESTER IV KONSENTRASI PENDIDIKAN GURU TIK  PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN TAHUN AKADEMIK 2010   SOAL DAN JAWABAN.  1. Proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dapat mendorong dan membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan secara berpikir ilmiah serta menanamkan tugas saudara, Jelaskan model pembelajaran apa ( dapat lebih dari satu) yang dapat membentuk kemampuan siswa tersebut, dikaji dari) 1. Konsep, 2, karakteristik dan filsafatnya 4, tingkat (usia) berapa tahun sebaiknya siswa menguasi kemampuan tersebut Jawaban: Model-model pembelajaran yang dapat melatih kemampuan berpikir ilmiah siswa. a. Model pembelajaran berbasis masalah (PBM)/ (Learning Basic Problem Model) Pembelajaran berbasis masalah adalah pola pembelajaran individu yang menuntut individu itu untuk mengembangkan kemampuan dirinya dalam menggunakan intelegensinya untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan dan konste