Langsung ke konten utama

Postingan

Fokus pada ruangan, bukan fokus pada satu titik saja.

Oleh : Ence Surahman Saya tertarik dengan perkataan Ust. Ami Barni Alhafidz, pimpinan pondok pesantren tahfid Baleendah yang di undang untuk mengisi acara hala bihalal keluarga besar Pesantren Daarul Qur’an Bandung kemarin. Dalam ceramahnya beliau mengungkapkan sebuah pernyataan yang kurnag lebih sebagai berikut “sebagai hafidz qur’an, maka cara pandang kita, ketika berada didalam sebuah ruangan, jangan hanya fokus pada satu titik yang tertangkap oleh pandangan mata kita, melainkan harus bisa kita kuasai seluruh bagian dari ruangan tersebut”. Setelah saya maknai lebih lanjut, akhirnya saya mendapatkan satu kesimpulan kecil, yang membuat saya terus berpikir lebih tajam lagi. Ternyata selama ini saya menyadari cara pandangan yang sengaja dibuat sempit, padahal sesungguhnya kita bisa melihatnya menjadi luas, namun paradigma sempit itulah yang membuatnya demikian, mungkin hal itu pula yang membuat kita susah mendapatkan inspirasi dan gagasan serta kreativitas. Ya, karena kita terla...

Yang Penting "ini nieh, kasih tau ga ya?"

Oleh : Ence Surahman Pada suatu kesempatan saya terpikirkan untuk mencari tahu pendapat teman-teman  mahasiswa mengenai kriteria calon pasangan hidupnya masing-masing, lalu saya buat di status jejaring sosial saya dan saya minta mereka mengomentarinya. Dan subhanallah respon mereka sangat luarbiasa. Banyak yang memberikan komentarnya. Masing-masing memberikan komentar yang berbeda-beda, ada yang menginginkan pasangannya akademisi, pengusaha,  ada yang politisi, ada yang agamawan, budayawan, seniman, sastrawan,kemudian ada yang menginginkan dari kota a, b, c, ada juga yang mengharapakan memiliki jiwa bertanggungjawab, rajin, semangat, taat beribadah, sayang kepada diri, anak dan keluarganya, mau menerima dirinya apa adanya, dan banyak lagi yang lainnya. Ya, semua orang memang wajar memiliki kriteria yang berbeda untuk pasangan hidupnya, termasuk membuat kriteria pasangan seideal mungkin juga merupakan hal yang wajar, hal ini dikarenakan pasangan hidupnya diharapkan bu...

Kalian dimana

Oleh : Jaisyurrahman Memang sudah menjadi fitrah manusia, gemar mengkritisi segala sesuatu yang dianggapnya ganjil, aneh, nyeleneh, tidak logis, diluar kebiasaan, diluar adat dan tabi’at, apalagi keluar dari norma dan tata nilai yang ada. Hal itu memang wajar tidak perlu dianggap tabu, karena sikap kritik juga bisa menjadi pembangun bagi yang dikritiknya kalau mau menerima dengan lapang dada. Contoh sederhana yang mungkin sering kita simak dalam keseharian, adalah kritikan-kritikan pedas sebagaian kalangan yang mengritisi kebijakan pemerintah negara indonesia, baik kebijakan yang yang bersifat macro ataupun micro, rasanya selalu ada kritik, padahal kebijakan tersebut tidak terlalu salah untuk kebanyakan kalangan, namun tetap saja kalangan yang lain walaupun minoritas mengkritiknya. Ya itulah ciri bahwa sifat kritik adalah fitrahnya manusia. Melalui tulisan ini saya ingin mencoba menyadarkan diri sendiri, dan harapannya ada hal positif yang juga bermanfaat untuk para pembaca s...

Pasti yang terbaik

Oleh : Ence Surahman Sumber Gambar :  http://athirah-ariffin.blogspot.com/2012/01/jangan-pandang-hina.html Diceritakan ada seorang raja yang memiliki seorang penasehat yang sangat bijak, penasehat raja yang baik ini tidak suka banyak bercakap, beliau lebih banyak tersenyum, mengangguk dan hanya mengeluarkan beberapa kata intinya saja ketika berbicara dengan orang lain termasuk ketika dimintai nasihat oleh raja, ia cukup dengan senyum manis dan berkata “ini pasti yang terbaik”. Kata-kata itulah yang sering diungkapkannya.                 Kebiasaan dan karakter sanga penasehat membuat raja penuh tanya, sampai-sampai pada suatu waktu, ketika raja dan para pengawalnya termasuk penasehat berangkat kehutan untuk berburu hewan buruan. Berburu merupakan salah satu hoby yang paling digemari oleh sang raja. Singkat cerita setelah lama mencari hewan buruan, rupanya kali ini rombongan raja sedang kurang berun...

The True Of Mudik

Oleh : Ence Surahman Sumber gambar :  http://tmcblog.com/2012/08/16/report-mudik-pengunjung-tmcblog-part-1/   Hore sudah waktunya mudik lagi, siapa yang ga seneng ketika bisa mengakhiri ramadhan kumpul bersama keluarga dikampung halaman yang telah lama dirindukan, kembali bertemu dengan orang-orang tercinta, ketemu dengan kakek, nenek, paman, bibi, keponakan tetangga dan teman-teman masa kecil dulu, semuanya menjadi terasa indah bukan? Terlebih bagi orang-orang indonesia yang tinggal diperkotaan yang kebanyakan para pendatang dari desa, maka momentum mudik menjadi sesuatu yang dinantikan setiap tahunnya. Kalau kita lihat lebih dekat, orang yang akan mudik biasanya mempersiapkan diri jauh-juah hari, ada yang mempersiapkan dengan bekal manakan  yang nanti akan di bawa ke kampung halamannya, ada yang mempersiapkan banyak tabungan untuk berbagi uang dengan keluarganya, ada yang mengemasi pakaian-pakaian yang akan dibagikan, rupa-rupa cemilan, kue, minuman dan lain...

Yuk Instal Diri!!

Oleh : Ence Surahman Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi mengantarkan kemajuan dunia dan peradaban manusia lebih cepat. Arus informasi terjadi dalam waktu yang sangat singkat, kejadian dibelahan bumi yang lain yang terhalang oleh diameter bumi sejauh 150.000 km, bisa kita saksikan secara langsung di depan kaca ajaib (TV).  Proses pengiriman pesan dan surat  antara negara bisa dilakukan dalam hitungan detik. Bahkan tanpa bertatap muka langsung kita bisa berkomunikasi dengan orang-orang diluar negeri melalui media jejaring sosial yang terdapat dalam fasilitas internet. Sungguh dunia ini menjadi seolang tanpa batasan (borderless), dan semua itu terjadi karena perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan inovasi teknologi modern yang banyak diciptakan oleh orang-orang hebat. Kita memahami bahwa salahsatu sistem yang tidak terlepas dari semua proses diatas adalah sistem komputasi. Yakni sistem yang dibangun antara komputer diseluruh dunia. Berbicara tentang sim...

Didiklah Anakmu 1000 Tahun Sebelum Lahir

Oleh : Ence Surahman http://zonaaneh.blogspot.com Membicarakan soal anak, berarti membicarakan soal bangsa negara juga peradaban dunia. Karena kita paham bahwa anak yang lahir adalah tunas penerus perjuangan yang akan mengemban misi kehidupan, baik itu kehidupan atas dirinya sendiri, misi keluarga, misi suku, golongan, bangsa negara juga dunia. kelanjutan peradaban sebuah bangsa, tegak berdiri kokohnya sebuah negara salahsatunya dipengaruhi oleh faktor sumber daya manusia (human resource) yang ada.                 Karena peran serta manusia terhadap pembangunan bangsa itu menjadi penentu utama, mengingat manusia diamahi oleh Tuhan untuk menjadi khalifah dimuka bumi karena telah dibekali dengan akal yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya, maka perhatian terhadap kualitas manusia menjadi perkara yang sangat penting. Sederhananya bagaimana bisa membangun masyarakat yang beradab jika individu manu...

Ringkasan Ceramah Tarawih Mendikbud di UPI

Versi: Ence Surahman Sumber Foto :  http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/berita/10/10/16/140548-mendiknas-tahun-2011-politeknik-diprioritaskan Dalam tulisan ini  Anda akan membaca ringkasan konten ceramah tarawih Pak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang disampaikan di Universitas Pendidikan Indonesia, Jum’at malam Sabtu tentu dengan menggunakan bahasa saya sendiri tapi insya Allah tidak keluar dari konten yang pak Menteri sampaikan. Adapun tipe tulisannya seolah-olah saya sedang bercerita apa yang saya dengar dalam ceramahnya pak menteri. Selamat menyimak semoga mendapatkan kesan yang sama yang saya dapatkan ketika mendengarkan langsung dari beliau. Diawal ceramah selepas membacakan alimah muqodimah dalam bahasa Arab, Pak Menteri mengajak semua jama’ah untuk bersyukur kepada Allah atas setiap nikmat yang telah dan masih kita nikmati, baik itu nikmat iman dan islam juga nikmat kesehatan. Beliau mengingatkan bahwa mungkin ada diantara saudara kita yang ta...

Ketika Kecewa Menyapa

Oleh : Ence Surahman Sumber Gambar:  http://aerodest.wordpress.com/2011/12/30/saya-pernah-kecewa-kamu/ Semua orang yang normal tentu pernah merasakan “kecewa” dalam hidupnya, saya, anda dan juga yang lainnya. Karena kecewa merupakan salah satu perkara yang manusiawi, itu berarti semua orang tanp terkecuali akan merasakan kecewa terhadap sesuatu. Apakah itu seorang  atasan yang kecewa terhadap kinerja bawahan seorang bos yang kecewa dengan karyawannya. Pemimpin yang kecewa dengan kinerja para pemeran tapuk kepemimpinanya. Bahkan suami istri yang kecewa kepada pasangannya, ayah bunda yang kecewa kepada tingkah anaknya. Guru yang kecewa terhadap perilaku anaknya. Teman yang kecewa kepada temannya yang lain. Bisnisman yang kecewa terhadap kinerja dari pathnernya, rekan kerja di perusahaan, di sebuah organisasi dna perkumpulan apapun.                 Sekarang mari kita pahami lebih dalam apa ...

Episode Perjuangan, Dulu, Sekarang dan Nanti

Oleh : Ence Surahman Gambar :  http://bocahbancar.wordpress.com Pada suatu kesempatan saya bertemu dengan adik tingkat yang cerita banyak hal tentang amanah dan tanggungjawab yang harus ia emban. Maklum kali ini ia baru saja di berikan beberapa kepercayaan mengurusi beberapa organisasi. Baik di himpunannya, di fakultas, di universitas juga, bahkan juga ada amanah di ekstra kampus. Dalam pembicaraan kami yang berjalan dengan hangat, saya menemukan gelagat rasa kurang PD, rasa penuh tanya “kenapa harus begini jadinya?”, dan perasaan lain yang berhasil saya tarik dari raut wajah ia ketika bercerita. Ya, mungkin agak wajar karena ia sendiri merasa dengan seringnya tuntutan memimpin rapat, akhirnya kuliah tidak bisa seperti ketika pertama ia masuk kampus, kali ini ia harus bisa mengatur waktu lebih rapi lagi, karena banyaknya jadwal harian yang tidak bisa ia abaikan begitu saja. Wajar, kali ini ia di tuntut untuk lebih rapi urusan dan manajemen waktunya, ketika tingkat sat...

Gunung Gede, Ini Ceritaku

Oleh : Ence Surahman Foto : Upil-D'pil Teringat perkataan seorang syekh di Mesir, yakni As-Syahid Hasan Albanna, yang kurang lebih beliau pernah mengatakan bahwa “Kenyataan hari ini adalah mimpi masa lalu, dan kenyataan masa depan adalah mimpi hari ini”. kalau saya renungi lebih dalam, rupanya pepatah tersebut bukanlah pepatah biasa, melainkan pepatah motivasi yang luar biasa. Begitupun cerita yang akan saya paparkan dalam tulisan ini juga merupakan mimpi saya dimasa lalu. Ya, yang saya maksud adalah proses pendakian ke Gunung Gede. Impian itu saya azamkan sejak saya kelas XI SMA. Pada waktu itu saya mengikuti ekstra kurikuler Kelompok Pecinta Alam (KAPA), sehingga aktivitas mendaki, memanjat tebing, dinding, menyusuri pantai, goa, dan aktivitas outdoor lainnya sangat saya gemari. Pada waktu itu saya pernah mendengar salah seorang guru yang bercerita tentang Gunung Gede yang berada di 3 kabupaten yakni Cianjur, Bogor dan Sukabumi. Sejak saat itu, saya memimpikan un...