Langsung ke konten utama

Laporan Observasi Pustekom Jakarta

LAPORAN OBSERVASI
KE PUSAT TEKNOLOGI DAN KOMUNIKASI (PUSTEKOM)
TUGAS MATA KULIAH PENGEMBANGAN BAHAN AJAR (PBA)

Tim Dosen : 1. Drs. H. Asep Herry Hernawan, M.Pd
2. Dra. Hj. Permasih M.Pd
3. Laksmi Dewi, M.Pd


Disusun Oleh:
Ence Surahman
0800201




MAHASISWA KONSENTRASI PENDIDIKAN GURU TIK
JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA-BANDUNG
TAHUN 2010
Kata Pengantar
Alhamdulillah, segala fuji beserta syukur hendaknya kita panjatkan kekhadirat Allah Yang Maha Pemberi Nikmat. Semoga kita senantiasa mensyukurinya, Solawat dan salam semoga selamanya tercurahlimpahkan kepada panutan umat Islam semuanya, yakni baginda tercinta Muhammad SAW, kepada keluarga, sohabat beserta seluruh umatnya hingga akhir zaman, dan kelak mendapatkan safa’atul uzma darinya amin.
Laporan Observasi ini disusun, sebagai bentuk tugas individu, dari dosen mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar. Yang sedang kami (mhs. Jurusan Kurtekpend ng-2008) kontrak pada semester ini.
Dalam hal ini saya mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Para dosen yang telah memberikan arahan dan penugasan,
2. Kepada panitia yang telah memfasilitasi kegiatan,
3. Kepada jajaran petinggi, staf dan karyawan Pustekom yang telah bersedia menerima kunjungan kami, dan memandu kami untuk melakukan observasi
4. Kepada seluruh kawan-kawan mahasiswa yang telah membantu dan saling melengkapi laporan ini.
Demikian pengantar laporannya, semoga laporan ini menjadi bacaan yang berarti dan memberikan informasi kepada siapapun yang membacanya, mohon maaf apabila terdapat isi yang tidak benar, atau bahasa tulisan yang kurang sopan.
Bandung, 05 Mei 2010,
Penyusun,

Ence Surahman
Nim: 0800201

Pendahuluan
Seiring berjalannya waktu, majunya zaman, dan berkembang pesatnya berbagai hasil penemuan para ahli, hal ini berdampak pada perubahan segala aspek kehidupan. Semuanya mengalami inovasi yang mengarah pada taraf kesempurnaan dalam memenuhi semua hajat dan keinginan manusia, hal ini seyognyanya akan memberikan dan menimbulkan adanya peluang manusia untuk menjadi kreatif, inovatif dan aktif untuk merespon segala hal baru yang datang menghampirinya, sekaligus hal ini menjadi tuntutan tersendiri bagi dirinya, untuk kemudian bisa bertahan hidup (survive) demi menjaga eksistensi dirinya dalam lingkungan hidup yang penuh persaingan.
Kemajuan, perubahan, dan perkembangan yang sangat pesat ini terjadi dalam setiap bidang, salah satunya dalam bidang pendidikan. Saat ini pendidikan menjadi hal utama dan pertama harus diperhatikan, mengingat majunya zamanpun syariatnya karena ada proses pendidikan, selain itu dan konstek modern seperti saat ini pendidikan menjadi tolok ukur tingkatan seseorang. Sekalipun bukan bermaksud membuat kasta-kasta manusia.
Kewajiban berpendidikan tidak bisa dielakan lagi, maka dalam hal ini pemerintah pun sangat memperhatikan pendidikan dengan digulirkannya dana BOS untuk wajib belajar sembilan tahun.
Ada hal penting yang sampai saat ini masih menjadi salah-satu kendala atau bisa dikatakan masalah dalam pendidikan, salah satunya dalah pemerataan. Pemerataan dalam arti luas, meliputi pemerataan sarana dan prasarana, pemerataan perhatian, dan pemerataan konten belajar (sumber belajar), sebagai contoh dikota besar mungkin lebih mudah dan lebih baik kases untuk mencari dan menemukan sumber belajar siswa, namun berbeda dengan sekolah didaerah yang masih sangat jauh dari kota, maka dari hal itu para peneliti dalam bidang pendidikan, kemudian mencari dan mengembangkan sebuah model belajar yang dirasa akan lebih efektif dan efisien serta mudah didapatkan oleh siswa, kapanpun dimanapun, dan kondisi apapun, maka kemudian muncullah berbagai cara alternatif pengembangan bahan ajar, yang sesuai, cocok dan tepat untuk diterapkan.
Dalam hal ini Pustekom, sebagai bahagian penting dalam pengembangan dan perluasan produsen bahan ajar, hadir untuk kemajuan pendidikan Indonesia. Pustekom menjadi cara baru untuk kemudian siswa bisa belajar dan mendapatkan bahan belajar yang lebih mudah, misalnya dengan menonton Televisi Edukasi (TVE) yang dikembangkan kemendiknas melalui Pustekom.
Pustekom sebagai pengembang berbagai jenis bahan ajar, mulai dari bahan ajar yang konvensional, sampai yang modern dengan berkembangnya bahan ajar digital, memungkinkan semakin meluas dan mudahnya baik siswa ataupun guru dan semua orang yang menginginkannya untuk belajar, dan menambah wawasannya, demi terwujudnya masyarakat yang berwawasan luas, yang kemudian hal ini akan menambah nilai grade keberhasilan pendidikan Indoneisa dimata dunia.
1. Latar Belakang Observasi
Observasi ini diadakan berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:
a. Pentingnya mahasiswa untuk mencari wawasan tentang bagimana cara merancang bahan ajar,
b. Pentingnya mahasiswa mengetahui secara langsung dilapangan yaitu cara mengembangkan bahan ajar
c. Serta bagaimana caranya untuk menggunakan bahan ajar yang telah disusun, dalam hal ini tentu semua bahan ajar yang dikembangkan oleh tim ahli dari Pustekom.
Dengan begitu wawasan para mahasiswa menjadi semakin terbuka untuk lebih giat, rajin dan senantiasa berinovasi untuk menemukan dan membuat bahan ajar yang baik, tepat guna dan bermanfaat bagi siswa.

2. Pelaksanaan Observasi
Kegiatan observasi ini dilaksanakan tepatnya pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 04 Mei 2010
Waktu : Pukul 04.00 - 23.30 WIB

3. Tempat Observasi
Adapun yang menjadi tempat kunjungan observasi ini ke Pusat Tekonologi dan Komunikasi (Pustekom) di Tanggerang Selatan.

4. Tujuan Observasi
Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan ini diantaranya:
1. Melaksanakan kegiatan pembelajaran diluar.
2. Megobservasi sebanyak-banyaknya informasi yang berkenaan dengan mata kuliah pengembangan bahan ajar
3. Tujuan lainya untuk melaksanakan kegiatan himpunanan dan jurusan
4. Untuk me-refresh pikiran
5. Untuk mengetahui semua hal tentang Pustekom.

5. Manfaat Obserasi
Setelah kami selesai melaksanakan observasi, beberapa manfaat yang kami dapatkan dan rasakan diantaranya:
1. Wawasan menjadi terbuka untuk senantasa menggali dan menemukan hal-hal baru dalam upaya memperkaya sumber dan bahan belajar siswa
2. Menjadi termotivasi untuk memiliki skill yang baik guna menunjang mahirnya menyusun bahan ajar yang bagus.
3. Termotivasi untuk terus meng-upgrade kemampuan dan membuang kebiasaan buruk yang membuat lalai dalam mencari dan menemuian sumber dan bahan beajar yang banyak dibutuhkan.
4. Yang lainnya menjadi semakin berani untuk berhadapan dengan siswa karena telah memiliki banyak wawasan tentang proses pengembangan dan pengemasan bahan ajar untuk siswa.

6. Hasil-Hasil Observasi
a. Gambaran pelaksanaan observasi
Kami rombongan Objack (Observasi Jakarta) berkumpul jam 04.00-04.30 bertempat didepan mesjid Al-Furqon UPI, kemudian kami melaksanakan Salat Subuh berjama’ah di mesjid Al-Furqon UPI, kemudian ada apel pemberangkatan terlebih dahulu, yang dibuka langsung oleh Pak Rusman sebagai Sekretaris Jurusan Kurikulum dan Teknologi, selanjutnya pada pukul 05.30 kami berangkat ke Jakarta.
Diperjalanan BUS 2 mengalami gangguan yaitu ban mobilnya pecah, dan terpaksa hal ini membuat waktu menjadi semakin molor, terlebih ban yang pecah harus di tambal dulu.
Singkat cerita kami sampai ditempat tujuan yang pertama dan utama yaitu di Pustekom. Kurang lebih kami sampai disana pada pukul 09.00. acara pertama yaitu penyambutan dari pihak Pustekom yang pada kesematan itu direktur utamanya sedang berhalangan hadir karena ada agenda, sehingga yang menyambut yaitu oleh perwakilannya yaitu Bapak Purwanto.
Dalam sesi penyambutanya beliau mengutarakan beberapa hal yang menurut saya cukup berarti, karena beliau dari lulusan Teknologi pendidikan juga sehingga pembicaraan yang beliau sampaikan sangatlah nyambung dan berhubungan dengan kami semua.
Diantara kalimat-kalimat yang menurut saya menarik dan mengandung makna yang dalam ialah beliau mengutarakan tentang hakikat Teknologi Pendidikan yang memiliki fungsi yang sangat banyak dalam rangka menunjang proses pembelajaran yang baik, yang tidak terbatasi oleh waktu dan ruang. Dalam pembicaraannya beliau mengungkapkan juga tentang hakikat pembelajaran menurut UNESCO, salah satunya yaitu LEARNING TO BE. Makudnya adalah bahwa pendidikan merupakan jalan atau cara seorang manusia untuk menjadi apa yang diinginkannya. Tanpa belajar hal itu mustahil akan didapatkan. Dengan catatan, yang dimaksud belajar disini bukan terpaku pada konsep belajar yang klasikal, melainkan belajar yang universal, yang tidak terhalang ruang, waktu, kesempatan, dan jenjang usia. Atau yang kita kenal dengan belajar oleh siapa saja, dimana saja, kapan saja dan bagaimanapun juga.
Dalam hal ini Teknologi Pendidikan menjadi jalan utama dan pertama untuk menjembatani, mempermudah akses pendidikan, terlebih untuk lembaga-lembaga pendidikan yang berada didaerah, maka teknologi pendidikan dengan model distance learning-nya hadir untuk memudahkan akses didaerah tersebut, selain itu juga, teknologi pendidikan akan senantiasa mengikuti perkembangan IPTEK, sehingga konsepnya tidak akan tertinggal oleh waktu.
Yang lainnya yang beliau utarakan pada sesi penyambutan adalah, Pustekom saat ini tengah mengurusi jabatan fungsional lulusan Teknologi Pendidikan pembelajaran, yang kedepannya diharuskan ada disetiap lembaga pendidikan sebagai pengembang bahan ajar, pembuat model-model kurikulum dan sebagai pengembang jaringan pendidikan dalam hal integrasi Teknologi Informasi dan Komunikasinya.
Selanjutnya beliau mengatakan istilah “learning can be any where, any when and any time”. Hal ini tentu Tekpend berperan didalamnya. Beliaupun menyampaikan bahwa Tekpend memiliki 2 fungsi penting yaitu:
1. Sebagai pengembang kurikulum
2. Sebagai perancang dan pengembang tools atau alat-alat penunjang proses pembelajaran baikdalam bentuk vidio, audio, ataupun audio visial (AV) dan multimedia
Selanjutnya beliau memberitahukan bahwa kedepan dan bahkan mulai dari saat ini sudah dimulai bahwa akan adanya pergeseran dari bahan ajar teks menjadi hypertext. Sehingga memungkikan kedepannya buku-buku bacaan dalam bentuk tercetak akan semakin jarang ditemui, karena orang sudah menggunakan dalam format digital.
Yang terakhir beliau menyampaikan bahwa “learning never ever finish”, dan berpesan kepada kami sebagai peserta observasi dengan ungkapan “ready for development of educational technology.
Setelah penyambutan dan ada sesi pemberian plakat dan kenang-kenangan dari kedua belah pihak, acara selanjutnya adalah observasi, yang dilakukan secara berkelompok, dimana semua peserta dibagi menjadi 3 kelompok, kemudian berkeliling memasuki tempat-tempat yang menjadi tempat berlangsungnya proses atau para karyawan Pustekom bekerja.
Saya satu kelompok dengan kawan-kawan Mhs. TIK 2008, tempat pertama yang kami kunjungi dengan dipandu oleh pemandu adalah ruang Call center Jardiknas (Jaringan Pendidikan Nasioanal).
Hal-hal yang berhasil saya catat dari hasil observasi diruangan ini adalah sebagai berikut.
Sejak than 2006 Pustekom telah berhasil memberikan program internet masuk lembaga pendidikan, segmentasinya yaitu internet kesekolah-sekolah (schoolnet) yang sampai saat ini telah berhasil dibangun sebanyak kurang-lebih 17.000 sekolah yang telah terhubung dengan internet, dengan bantuan sebagai Internet Service Providernya (ISP) adalah Speedy. Selian disekolah juga ke kantor-kantor dinas instansi lembaga pendidikan, semisal kantor dinas pendidikan provinsi, kabupaten, kota dan kecamatan, yang telah terjangkau internet. Sedangkan yang ketiga yaitu di perguuran tinggi. Untuk diperguruan tinggi fasilitas yang diberikannya agak berbeda dengan sekolah dan kantor-kantor. Perguruan tinggi fasilitas yang diberikannya adalah berupa intranet bukan internet. Semisal untuk keperluan video conference, dll.
Selanjutnya kami menuju tempat yang kedua yaitu ruang data center Jardiknas Kemendiknas. Diruangan ini sangat dingin karena untuk tetap menjaga suhu ruangan agar perangkatnya dapat tetap bekerja selama 24 jam/hari artinya tidak ada jadwal istirahat. Diruangan ini terdapat 19 rak yang berbeda. Suhu ruangan yang berkisar 170c membuat kami mengigil. Diruangan ini terbagi kedalam beberapa server, yang berhasil saya tulis diantaranya: Server NMS, server IPSE, Backup system IPSE, server colo PSMA, server domain, server Vidio streaming Tve, server backup web jardiknas, server voip, server proxy, server NSI dan server lainnya. Berdasarkan hasil waancara, kapasitas yang sekarang ada adalah sebanyak 24 Terabyte. Dan jumlah tersebut sudah masuk pada kondisi kritis yang harus segara diadakan penambahan kapasitas penyimpan yang lebih besar lagi.
Selanjutnya kami berkunjung ke ruanan master control TVE, beberapa menit kami disana, mendengarkan pemaparan dari petugasnya. Yang berhasil saya rekam dari pemaparan beliau adalah.
TVE memiliki 2 chanel. Chanel 1 untuk umum artinya data dikonsumsi secara umum, dan biasanya berlangsung selama 24 jam. Nonstop. Acaranya berupa film-film yang mendidik, dan mengandung unsur-unsur pendidikan. Adapun chanel 2, yaitu TV yang hanya bisa diakses oleh guru-guru sekolah diseluruh Indonesia yang bisa menangkap signalnya. Waktu tayangnya tidak 24 jam, melainkan hanya sewaktu-waltu saja, jika diperlukan.
Dalam proses pemutaran film-filmnyaTVE ada yang secara langsung dan ada juga yang hasil rekaman. Adapaun yang rekaman pun ada yang langsung diproduksi oleh TVE adak juga yang diproduksi oleh pihak lain dan TVe membelinya serta memutarkannya.
Untuk acara yang tidak langsung, biasanya mereka sudah menset playlist acara-acara yang akan ditampilkannya, seting playlistnya biasa perhari, dan bahkan kalau mau bisa untuk 1 bulan juga. Hal ini tidak jauh beda dengan ketika kita menyusun playlist lagu-lagu mp3.
Setelah dari ruang master control TVE kami berkung ke ruang studio 1 dan 2 TVE, disana kami diperkenalkan dengan berbagai peralatan untuk on air. Alhamdulilah akhirnya jadi sedikit tahu tentang dunia pertelevisian. Selanjutnya yang terakhir kami mengungjungi ruang multimedia. Diruang ini kami diperlihatkan berbagai hal terkait dengan media pembelajaran, mulai dari tahap perancangan, pengembangan dan penyebaran atau penggunaan media ynag telah diproduksi. Pembahasan lebih lanjut insya Allah dibahas selanjutnya dan akan saya paparkan lebih jelas. Ruangan terakhir yang kami kunjungi adalah ruang audio.
Karena telah masuk waktu salat dzuhur kamipun melaksanakan salat dimesjid Al-Ijthad Pustekom, tepat dibelakang gedung Pustekomnya. Setelah selesai kami makan siang. Dan kemudian melanjutkan perjalanan ke Kota Tua untuk rekreasi. Disana kami foto-foto bareng.
Kemudian jam 17.20an kami melanjutkan perjalanan pulang Ke Bandung, makan malam Di Ampera, kemudian kita berhenti Di Purwakarta, dan jam 22.00an kami melanjutkan perjalanan sampai di UPI jam 23.55. Alhamulilah akhirnya semua rangkaian kegiatan telah terlewati.

b. Catatan-catatan penting selama melakukan obeservasi.
Sebenarnya catatan yang akan saya tulis pada pembahasan kali ini sebagiannya telah saya uraikan pada bagian pembasahan gambaran diatas yang telah saya tuliskan, namun dalam bagian ini saya akan lebih cenderung pada tataran teknis pengembangan produk ataupun fasilitas- fasilitas yang ditawarkan oleh Pustekom. Diantaranya sebagaimana pembahasan berikut ini:

1. Teknik pengelolaan call center Jardiknas
2. Teknik perancangan, pengembangan dan pendistribusian produk multimedia Pustekom
Salah satu produk unggulan dari Pustekom ini adalah sumber belajar atau bahan ajar berbasis multimedia. Secara sederhana multimedia berarti pembuatan bahan ajar dengan menggunakan berbagai media, baik itu media garfis (visual) media audio, dan media-medai pendukung lain yang di-combine menjadi sebuah bentuk multimedia (pencampuran berbagai media) dan bisa dimanfaatkan dalam proses pembelajaran salah satunya. Dengan multimedia biasanya pembelajaran menjadi lebih menarik dan membuat peserta didik tidak bosan serta menyenangi bahan ajarnya.
Dalam hal ini Pustekom sebagai penyedia bahan ajar, yang merancang, mengembangkan dan menggunakan bahan ajar dengan multimedia.
Berukut ini adalah pembagian bentuk rangkaian pengembangan produk multimedia Pustekom.
Bagan rangkaian alurnya adalah sebagai berikut:









Penjelasan bagan 1 tentang alur perancangan, pengembangan dan pembuatan produk multimedia Pustekom.
1. Kebutuhan
Sebuah media dibuat berdasarkan permintaan. Atau secara sederhananya media yang dimaksud dibutuhkan oleh penggunanya. Tentu dalam hal ini adalah orang-orang yang bergelut dalam dunia pendidikan baik formal ataupun nonformal. Selain karena adanya permintaan langung dari para penggguna, produk media ini dibuat berdasarkan hasil analisis kebutuhan dilapangan. Misalnya untuk mata pelajaran fisika untuk menjelaskan tentang arus maka akan lebih efektif dibuatkan medianya. Sehingga tim pengembang mengembangkan medianya. Begitupun yang lain. Artinya dalam hal ini pihak pengembang Pustekom melihat kebutuhan dipasaran, kemudian membuat dan mendistribusikannya. Setelah aanya kebutuhan maka tahap selanjutnya adalah penyusunan Garis Besar Isi Media yang akan dibahas dibawah ini.

2. Garis besar Isi Media (GBIM)
Tahap kedua yang dilakukan tim pengembag adalah membuat atau menyusun Garis Besar Isi Media atau disingkat GBIM. Hal ini dimaskudkan agar media yang dibuat tepat sasaran dan efektif sesuai dengan harapan dari yang membutuhkan medianya itu sendiri. Kalau kita ibaratkan dalam proses mengajar, maka GBIM ini bisa kita ibaratkan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3. Naskah
Adapun naskah ini dikembangkan setelah disusunnya GBIM. Naskah yang dibuat sejalan dengan arahan dari GBIM. Naskah yang disusun harus mewakili inti dari topik yang akan dibahas. Bentuk naskah sendiri tergantung dengan media apa yang dikembangkannya. Misalnya untuk membuat sebuah film pembelajaran maka naskahnya tentu naskah untuk film, begitupun naskah untuk membuat audio juga harus disuaikan sesuai dengan karakteristik naskah yang akan dikembangkan.

4. Produksi
Tahap yang keempat setelah penyusunan naskah selesai adalah tahap pembuatan multimedia yang diinginkan sesuai dengan GBIM dan naskah yang telah disusun.

5. Preview
Setelah produk yang dibuat selesai maka tahap selanjutnya adalah mereview produk yang sudah jadi tersebut. Produk yang sudah jadi. Tentu tidak langsung bisa dipasarkan atau digunakan oleh pengguna. Namun kemudian harus dilihat dulu oleh ahlinya. Karena dikhawatirkan terdapat konten materi ataupun media yang salah.

6. Revisi
Setelah direview, maka tahap selajutnya adalah merevisi atau memperbaiki produk yang telah direview. Dengan direvisi ini diharapkan produ yang dibuat menjadi produk ang memenuhi standar mutu dan kelayakan untuk didistribusikan kepada siapapun yang membutuhknnya.

7. Final
Setelah selesai maka, produk tinggal dikemas, dan didistribusikan.


PENUTUP
Alhamdulillah laporan observasi ini telah selesai saya susun. Semoga bisa bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Mohon maaf apabila terdapat banyak kekurangan didalam penyusunannya. Sekali lagi saya sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada siapapun yang telah membantu saya dalam melakukan observasi dan menyusun laporan observasinya. Semoga Allah membalasnya dengan balasan yang berlipat ganda.

Bandung. 06 Mei 2010.
Penulis,


Ence Surahman
Nim: 0800201

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANYA JAWAB TENTANG KURIKULUM

Ence Surahman (0800201) Mhs. Konsentrasi Pendidikan Guru TIK Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung 1. Dari penelusuran saudara mengenai pengertian kurikulum dari berbagai sumber, jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat: a. Jelaskan dimensi-dimensi pengertian kurikulum yang saudara ketahui! Dalam buku Kurikulum dan Pembelajaran yang disusun oleh tim dosen MKDU Kurikulum Pembelajaran, dan juga dari berbagai artikel-artikel di internet yang membahas tentang dimensi-dimensi kurikulum, dapat saya tuliskan sebagaimana berikut ini: 1. Dimensi kurikulum sebagai suatu gagasan (Ide), mengandung makna bahwa kurikulum adalah sekumpulan ide yang akan dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum selanjutnya 1, saya tambahkan bahwa yang dimaksud kurikulum sebagi ide itu adalah dalam termuat maksud bahwa kurikulum berdasarkan hasil penelitian, analisis, pengamatan dan pengalaman sebagai sumber gagasan dan pemiki

Tanya Jawab Seputar Inovasi Pendidikan

By: Ence Surahman 1. Jelaskan pengertian; Invensi, diskoveri dan inovasi dengan contohnya masing-masing! Jawab: Invensi adalah suatu penemuan yang benar-benar baru hasil kreasi manusia. Contohnya penemuan dalam bidang pendidikan, meliputi teori-teori belajar, atau penemuan hasil ilmu pengetahuan dan teknologi. Misalnya komputer dalam membantu memudahkan aktivitas manusia. Diskoveri adalah suatu penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, hanya belum diketahui orang. Contohnya penemuan benua, pada dasarnya benuanya sudah ada, hanya baru ditemukan oleh seseorang dan baru dipublikasikan. Atau penemuan palung laut yang terdalam, sebelumnya palung itu sudah ada. Namun karena belum ditemukan jadinya belum diketahui khalayak dan setelah ditemukan barulah bisa diketahui oleh orang banyak. Inovasi adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat),

SOAL DAN JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

DIJAWAB OLEH: ENCE SURAHMAN (0800201) MAHASISWA SEMESTER IV KONSENTRASI PENDIDIKAN GURU TIK  PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN TAHUN AKADEMIK 2010   SOAL DAN JAWABAN.  1. Proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dapat mendorong dan membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan secara berpikir ilmiah serta menanamkan tugas saudara, Jelaskan model pembelajaran apa ( dapat lebih dari satu) yang dapat membentuk kemampuan siswa tersebut, dikaji dari) 1. Konsep, 2, karakteristik dan filsafatnya 4, tingkat (usia) berapa tahun sebaiknya siswa menguasi kemampuan tersebut Jawaban: Model-model pembelajaran yang dapat melatih kemampuan berpikir ilmiah siswa. a. Model pembelajaran berbasis masalah (PBM)/ (Learning Basic Problem Model) Pembelajaran berbasis masalah adalah pola pembelajaran individu yang menuntut individu itu untuk mengembangkan kemampuan dirinya dalam menggunakan intelegensinya untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan dan konste